Sabtu, 22 Februari 2014

Terima Kasih Telah Hadir di Mimpiku

Doaku sebelum menutup mata
adalah:
                Tuhan, izinkan aku bertemu dengannya
                Sekali pun bukan fisik nyata yang ‘kan kutemui
                Aku mau
                Karna ‘ku menginginkannya
Dan aku pun terlelap
Setelah doa malam sempurna terucap

Di awang-awang, aku menanti doaku terjawab
Aku ingin mimpi indah
Lelah bergumul dengan malam-malam bermimpi seram
Sekali saja, begitu pintaku

Perjalananku di belantara mimpi dimulai
Bagaikan adegan di alam film
Nyata kulihat itu dirimu
Yang hanya mampu kubenamkan dalam benak

Ya! Itu kamu!
Yang kutunggu
Begitu dekat dirimu
Begitu lekat dengan cumbu

Sosokmu begitu nyata
Kau, raga yang kukenal, jiwa yang kukenang
Terima kasih telah hadir di mimpiku
Terima kasih tlah kabulkan inginku
Ku tahu kau baik untukku

Agustus 9, 2013
Lebaran 1434 H

Juang, Berjalanlah Bersamaku

Juang, ‘ku mengenalmu
Juang, kau sobat karibku
Bersamamu, aku tiada kehilangan soal rasa
Ditangkup sepuluh jemarimu, hangat teraba
Meluak luka, menangkis tangis

Juang, lihat aku! Lihat ke dalamnya diriku!
Di sini… meruntih perih!
‘Ku dilibas nasib!
Mereka melututkanku atas nama takluk!


Juang, janganlah katakan kita bergantung pada ketakpastian
               kumohon…
Teruslah berjalan… maju!
Hidup masih setengah langkah
‘Kan berhenti bila kita mati

Yogyakarta, September 2013

Kepada Bapaku

Aku memang bukan anakMu yang patuh. Taat beriman lagi percaya utuh
Aku hanya bisa meminta, merajuk manja, memaksa jika inginku tak segera dipenuhi
Komat-kamit siang dan malam merapal doa sementara angan liar mengembara

Aku, anakMu yang hilang. Bermain jauh, terkena pengaruh
Tapi, aku masih ingat kok padaMu. NamaMu masih ada di dalam hatiku
Mulutku masih pintar mengeja namaMu

Saat jatuh, baru ‘ku teringat akan Dikau. Hanya sesaat, kemudian lupa sangat
Ketika ‘ku butuh, kuhanyutkan diriku dalam lantun doa semi khusyuk
Melisankan larik demi larik, bait demi bait, dengan penuh kehati-hatian disertai derai air mata mengiba

Kala satu inginku yang penting sekali belum dikabulkan, kembali kubertanya?
Adakah yang salah dengan pintaku? Adakah yang salah dengan komposisi doa itu?
Atau, adakah persyaratan yang belum sepenuhnya kupenuhi? Apa lagi? Katakan…

Tunggulah waktuKu…

Kapan? Waktu yang mana? Waktu yang lekas berjalan maju?
Oh, aku takmampu menghentikannya barang sedetik pun
Untuk sekadar menitip doa berbalas mujizat

Berdoalah…
(Ucapkan permohonanmu)


Ratri
Agustus 2013

Rabu, 19 Februari 2014

Hatiku Menyenandungkan Sebuah Nama

Geletar hati bangkitkan senyawa dua rasa: perih dan rindu
Kembang yang tertidur pulas terjaga perlahan

Tatkala sang pujaan menyapa dalam senyap malam nan gulita
Hadir tiada berbilang kata

Nada-nada cinta tersenandung dari gumam hati yang kelu
Meski semu kupanggil namamu
Kurayu sang waktu agar buat kita bersatu
Sekuat keyakinanku sedalam lautan doaku

Mencintaimu… bersinonim dengan menunggumu
Datang dan berlalu, luluh, direnggut pilu
Namun ‘ku masih di sini setia menunggu
Karna ‘ku tahu kau baik untukku

Ratri Puspita
Yogyakarta, Februari 2014