Sabtu, 22 Februari 2014

Kepada Bapaku

Aku memang bukan anakMu yang patuh. Taat beriman lagi percaya utuh
Aku hanya bisa meminta, merajuk manja, memaksa jika inginku tak segera dipenuhi
Komat-kamit siang dan malam merapal doa sementara angan liar mengembara

Aku, anakMu yang hilang. Bermain jauh, terkena pengaruh
Tapi, aku masih ingat kok padaMu. NamaMu masih ada di dalam hatiku
Mulutku masih pintar mengeja namaMu

Saat jatuh, baru ‘ku teringat akan Dikau. Hanya sesaat, kemudian lupa sangat
Ketika ‘ku butuh, kuhanyutkan diriku dalam lantun doa semi khusyuk
Melisankan larik demi larik, bait demi bait, dengan penuh kehati-hatian disertai derai air mata mengiba

Kala satu inginku yang penting sekali belum dikabulkan, kembali kubertanya?
Adakah yang salah dengan pintaku? Adakah yang salah dengan komposisi doa itu?
Atau, adakah persyaratan yang belum sepenuhnya kupenuhi? Apa lagi? Katakan…

Tunggulah waktuKu…

Kapan? Waktu yang mana? Waktu yang lekas berjalan maju?
Oh, aku takmampu menghentikannya barang sedetik pun
Untuk sekadar menitip doa berbalas mujizat

Berdoalah…
(Ucapkan permohonanmu)


Ratri
Agustus 2013

0 comments:

Posting Komentar