Minggu, 29 Juni 2014

FESTIVAL BUKU INDONESIA: MARI NGRASANI BUKU


Festival Buku Indonesia
(Gambar: Pinjam dari Sini)
Bila Jerman punya The Frankfurt Book Fair (FBF) atau Frankfurter Buchmesse dalam Bahasa Jerman-nya, maka Yogyakarta yang berkilometer jauhnya tak mau kalah. Bila negaranya Ratu Elizabeth saja bisa mengadakan The London Book Fair, Yogyakarta ya isa nganakake. Tak sekadar omong kosong, festival buku yang diadakan oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) DIY dan IKAPI DIY adalah buktinya. Terhitung sejak tanggal 25 Juni 2014 hingga 3 Juli 2014 nanti, Festival Buku Indonesia digelar di Balai Shinta, Gedung Mandala Bhakti Wanitatama, Jalan Laksda Adisucipto 88 Sleman, Yogyakarta mulai jam 09.00-21.00. HTM-nya? Gratis!



Berbagai penerbit dan organisasi yang bergiat di bidang perbukuan turut serta menjadi bagian dari perhelatan kaum pecinta literasi Yogyakarta yang diselenggarakan dalam rangka peningkatan minat baca masyarakat, seperti PT LKiS Pelangi Aksara, Diandra Primamitra Media, Taman Pustaka Kristen, Penerbit Andi, Galang Press, UII Press, Aswaja Pressindo, Citra Media, Agro Media, Gava Media, Familia, Ar-Ruzz, ITB Press,  Widyadara, Raja Grafindo, Nuansa Cendekia, Pustaka Obor & Yayasan, Komunitas Bambu (Kobam), Bentang Pustaka, Gramedia Asri Media, Kepel Press, Jalasutra, B2P3KS, Tekom Yogyakarta, BPAD DIY, Mitra Setia, Woolu Aksara Maya, Mizan, dan MedPress. Tidak hanya menawarkan berbagai judul buku, masing-masing stan memberikan diskon spesial bagi para pembeli.


Diskonnya tidak tanggung-tanggung lho: PT LKiS Pelangi Aksara memberikan diskon  20%-75%, Ar-Ruzz memberi diskon sebesar 25%, buku-buku koleksi Gava Media turun harga hingga 60%, Agro Media menawarkan diskon 10% all item, Nuansa Cendekia pasang diskon 30%-50%. Sementara itu, Diandra Primamitra Media obral buku-buku Rp5.000-Rp25.000, Familia memberikan harga promo antara Rp5.000-Rp50.000, Galang Press kasih harga Rp5.000 dan Rp10.000 serta promo Rp10.000 dapat 3 buku! Masih kurang? Nih, ada lagi: diskon 30%-50% untuk buku-buku terbitan Stiletto Book, Bentang memberikan harga menarik Rp5.000-Rp30.000, Rp10.000-Rp30.000, dan diskon sebesar 20%; Buku-buku Mizan didiskon 20%, 50%, atau harga Rp20.000-Rp30.000. Stan buku Gramedia pun menyediakan aneka buku yang didiskon sebesar 10%, 20%, atau 30%. Bagi pencinta buku-buku sejarah yang pengin nambah koleksi, Komunitas Bambu siap kasih harga promo berupa potongan harga sebesar 20%-50%, obral antara Rp10.000-Rp40.000, atau paket hemat buku dalam aneka harga. Yuk, borong buku-buku yang sudah masuk wishlist kalian. :)


Pihak penyelenggara Festival Buku Indonesia rupanya tidak hanya menyelenggarakan pameran buku saja. Disuguhkan pula berbagai acara pendukung; seperti wisata buku, diskusi umum, bedah buku, launching buku, gathering komunitas, aneka lomba, dan pertunjukan seni. Tuh, kan, acaranya banyak. Nah, bagaimana kalau capai habis borong buku dari stan ke stan? Gampang! Mampir saja ke food court di salah satu sudut lokasi (sstt... ada makanan favorit saya lho: Roti Maryam
). :)

Saya sendiri sudah datang ke Festival Buku Indonesia. Tujuan utama tentu ke pameran buku, sedangkan hal lain yang mampu menarik saya hingga datang dua kali adalah sesi bedah buku dan launching buku. Seperti kita ketahui, ketika sebuah buku terbit dan dilempar ke pasaran, tentu tidak hanya dipajang di rak toko buku saja. Buku tersebut wajib hukumnya diperkenalkan kepada publik, baik itu oleh si penulis atau penerbitnya. Kenapa hukumnya wajib? Di samping pertimbangan promosi; buku butuh untuk didiskusikan, dibedah habis-habisan, dijadikan bahan perbincangan agar terjadi transfer informasi yang optimal.

Bagi saya, bedah buku dan book launching menjadi semacam acara ngrasani buku secara positif. Ada berbagai keuntungan menghadiri bedah buku atau book launching. Pertama, menjadi sarana menimba ilmu teknik penulisan (fiksi atau non fiksi). Dalam bedah buku atau book launching tidak hanya penulisnya saja yang hadir, tetapi editornya kadang dihadirkan. Hal ini menjadi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan seputar teknik penulisan kreatif maupun tips tembus penerbit. Kedua, bedah buku dan book launching menjadi tempat sharing atau diskusi mengenai isi buku. Melalui sesi tanya-jawab, disadari atau tidak, antara penulis-penerbit-pembaca masing-masing pihak bakal memperoleh masukan berharga.

Bedah buku pertama yang saya hadiri adalah bedah buku “Letters to Aubrey” yang diadakan tanggal 27 Juni 2014, jam 18.30-20.00. Buku karya Grace Melia yang diterbitkan oleh penerbit Stiletto Yogyakarta ini memuat surat-surat pribadi Grace buat Aubrey. Aubrey atau yang akrab disapa Ubii adalah putri cilik Grace yang didiagnosa terkena virus rubella. “Letters to Aubrey” ditulis sebagai media komunikasi Grace kepada Ubii sekaligus tempat berbagi informasi mengenai TORCH dan rubella.

Ketika menghadiri bedah buku yang dipandu oleh Mbak Weka serta didampingi Mbak Herlina P. Dewi ini, keharuan teraba tatkala Grace membacakan suratnya-suratnya. Ada dua surat yang dibaca oleh Grace di depan hadirin. Pertama, dibaca di awal acara, surat spesial untuk Ubii. Kedua, dibacakan menjelang akhir acara, dan ditujukan untuk seorang sahabat Ubii yang telah berpulang ke rumah Tuhan, Zoey. Adapun, surat Papi Ubii dibacakan oleh seorang hadirin lantaran Papi Ubii tidak dapat hadir.


Hari berikutnya, Sabtu, 28 Juni 2014, jam 15.30-17.30, saya menghadiri launching buku “EGNLISH” karya Karlina Denistia, M.A. Saya tidak typo dalam menuliskan judul buku yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka ini, karena judul tersebut representasi dari isi buku yang berisi seputar kesalahan-kesalahan umum yang lazim dilakukan masyarakat Indonesia dalam praktik berbahasa Inggris. Hal yang wajar, mengingat orang Indonesia bukanlah penutur asli (native speaker) bahasa tersebut. Namun, bukan berarti terus dibiarkan salah lho. Untuk itulah “EGNLISH” hadir: menyadarkan orang dari kesalahan.


Book launching “EGNLISH” tidak hanya berisi tanya-jawab atau berbagi pengetahuan saja. Karlina juga mengajak para hadirin untuk bermain tebak kata. Si penyuka warna kuning ini melafalkan sebuah vocabulary, sementara hadirin diminta mengetikkan jawabannya di gadget masing-masing. Siapa menjawab benar, boleh lanjut ke pertanyaan berikutnya. Yang menjawab salah, terpaksa gugur. Bagi yang jawabannya betul hingga pertanyaan terakhir, dia dinyatakan sebagai pemenang dan berhak mendapat hadiah dari Bentang Pustaka dan Karlina. Khusus edisi launching, Karlina dan Bentang Pustaka memberikan penawaran menarik. Apa itu? Jrengg… jrengg… jrengg… DISKON “EGNLISH” sebesar 25% + BUKU GRATIS untuk 20 PEMBELI PERTAMA. Uwow!

Menarik, bukan? Makanya, datang saja ke Festival Buku Indonesia. Masih ada beberapa hari lagi, kok. Jangan khawatir, panitia masih punya stok acara-acara seru lainnya. Info lebih lanjut, please follow
@FestivalBukuIND biar tahu rundown acaranya atau intip Facebook fanpage Festival Buku Indonesia 2014. :)

Be there!
Agenda Festival Buku Indonesia
(Gambar: Pinjam dari Sini)

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog Festival Buku Indonesia-Yogyakarta


3 komentar:

  1. Wuih komplit ulasannya. Diikutin lomba blog nya ya mba? Btw kejam dirimu nggak panggil2 :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi, ya lumayanlah. Ikutan lomba sekalian menginformasikan buat siapa saja yang mau ke Festival Buku Indonesia. Masih ada dua hari lagi lho.

      Btw kejam dirimu nggak panggil2 > takut dibilang SKSD :D
      Buat nebus dosa, kapan-kapan kalau ketemu lagi, takcolek pakai cinta wis :)

      Makasih sudah mampir :)

      Hapus
  2. Tulisan ini terpilih sebagai Juara Kedua Lomba Blog Festival Buku Indonesia 2014-Yogyakarta

    Informasi lengkap dapat dilihat di sini: https://www.facebook.com/festivalbukuindonesia2014/posts/801554139869105

    Regards,
    Ratri Puspita (@ratweezia)
    Pemilik Rumah

    BalasHapus