Senin, 02 Maret 2015

Kalau Nggak Ada Kamu, Aku Bisa Mati Kutu

Tiap kali bepergian, baik di dalam kota maupun ke luar kota, saya nggak boleh lupa bawa mereka yang biasa masuk ke dalam tas slempang. Barang-barangnya kecil, tapi penting. Empat item aja, tapi kalau ketinggalan salah satu bikin mati kutu. Jadinya yang nggak boleh-pantang-jangan sampai ketinggalan. Here they are...

Tas Slempang Saya. Merknya Sengaja Ditutupin Pakai Koyo. :D
Foto: Dokumentasi Pribadi


1. Koyo
Body sticker
yang satu ini wajib diangkut pas traveling. Kalau punggung, lengan, betis atau telapak kaki mulai bermasalah, koyo-lah penyelamatnya. Rasanya yang hangat bikin saya bisa terus beraktifitas meski tak enak badan. Menempel koyo di badan semalaman bisa bikin tidur nyenyak. Bila di perjalanan merasa pusing atau mual akibat mabuk darat, koyo bisa membantu meredakan sakit kepala dan mengurangi mual (ditempel di pusar, leher atau pelipis).

Satu kesalahanku waktu traveling ke Jakarta November lalu, saya lupa bawa koyo. Lupa banget! Hanya karena melihat isi tas slempang sudah penuh terisi, meyakinkanku bahwa tak ada lagi benda yang harus dimasukkan. Baru sadar tidak bawa koyo ketika sudah berada di dalam kereta api. Untung minyak kayu putihnya keangkut. Si minyak kayu putih bisa substitute peran si koyo sementara waktu.

Koyo Andalanku
Sempat Ganti Merek, Tapi Balik Lagi :D
Foto: Dokumentasi Pribadi

2. Minyak kayu putih
Minyak kayu putih yang kerap kubawa ke mana-mana berupa kemasan botol plastik ukuran 60ml. Meskipun bukan berasal dari Ambon, aroma dan hangatnya kurang lebih sama, kok. :)

Minyak kayu putih ini berguna sangat. Di dalam perjalanan menuju Jakarta, di dalam kereta yang melaju kencang dan jarang berhenti, beberapa kali kubalurkan cairan bening Cajuput Oil itu ke badan untuk menghalau serangan dingin yang berasal dari AC split ganda yang berada di atas kepala.

Minyak kayu putih pula yang bakal kuendus-endus kalau mulai kliyengan atau mencium aroma yang bikin mual.

Minyak Kayu Putih
Foto: Dokumentasi Pribadi



3. Meteran baju atau Pita meter 

Buat apa bawa meteran baju segala??? Adakah yang bertanya-tanya seperti ini?

Tiap ada kesempatan ke luar kota, hunting pernak-pernik jadi agenda sampingan yang nggak boleh terlewat. Biasanya, sih, beli baju atau jam tangan. Nggak cuma buat diri sendiri, saya juga hunting untuk memenuhi titipan saudara. Nah, daripada terlanjur kebeli ternyata nggak muat di badan, dipakailah meteran baju untuk mengukur. Meteran baju juga bisa dipakai seandainya ada pakaian yang tidak boleh dicoba di toko, seperti kaus atau spandex yang rentan melar bila dicoba berkali-kali (tanpa dibeli).

Sebelum punya sendiri, saya kerap bawa meteran baju milik keluarga yang biasa ditempatkan di laci mesin jahit lawas milik eyang. Biar bisa dibawa ke mana mana tanpa ada yang merasa kehilangan, saya pun membeli sendiri meteran 150 sentimeter warna biru (warna kesukaan saya) di toko kerajinan tangan.


Meteran biru tersebut, dalam perjalanannya, telah melanglang buana ke berbagai tempat. Dia sudah dipakai untuk mengukur lingkar badan saya dan ibu, serta lingkar tangan bibi.


Saat dikeluarkan di hadapan penjual jam di pusat grosir jam di Jakarta, penjualnya excited banget. Nggak mengira kali ya, meteran yang biasa ditemukan di tukang jahit baju, kini ada di hadapannya, dipakai untuk mengukur lingkar jam tangan dagangannya. Hahaha.

Meteran Baju Warna Biru :)
Foto: Dokumentasi Pribadi

4. Masker sekali pakai
Penting bagi saya untuk memakai masker akibat polusi dan buruknya kualitas udara yang sangat tidak baik untuk kesehatan. Belum lagi kalau di sekitar saya ada yang merokok, flu atau batuk-batuk. Memakai masker menjadi salah satu cara saya menghindari masuknya penyakit ke dalam tubuh. Pun, ketika saya tengah sakit flu atau batuk, saya mencegah beredarnya penyakit flu tersebut ke orang lain di sekitar saya. Kita semua maunya tetap sehat, kan?

Terakhir, saya beli masker multifungsi paket isi 5 pcs warna abu-abu di sebuah apotek di kawasan Ahmad Jazuli. Belum beli lagi lantaran ibu saya baru membeli dalam jumlah yang cukup untuk sekeluarga. Nyetok biar kalau dibutuhkan sewaktu-waktu nggak gedubrakan.



Masker Multifungsi
Wajib Dipakai Kalau Berkegiatan di Luar Ruang
Foto: Dokumentasi Pribadi


Kalau tiada mereka di dalam tas, bisa-bisa saya mati kutu dan bete to the akut. Kegunaannya telah menyelamatkan hidup saya *lebay*. Mau di dalam kota, luar kota atau ke ujung dunia sekalipun, keempat barang tersebut akan selalu ada di dalam tas saya. Mana yang lebih penting? Semuanya penting!

We are soulmate, we are connected.

  
 



13 komentar:

  1. wh ga kebayng meteran yaa :D..Bener jg sih ptg tuh barang, apalagi kalo beli baju online... kan cuma ada size dlam angka gitu doang... suka pusing aku jadinya..kalo ada meteran jd gampang jg nentuin kita pake size apa :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya mulai kepikiran bawa meteran baju ke mana mana waktu ngebolang ke pusat grosir pakaian di Jakarta. Badan saya termasuk gemuk dan suka nggak yakin apakah baju yang mau dibeli pas di badan atau tidak. Antara yakin dan nggak yakin gitu. Nah, daripada terlanjur beli ternyata nggak muat, dibawalah tuh meteran baju.

      Meteran baju juga bermanfaat untuk mengukur pergelangan tangan waktu beli jam tangan. Nggak cuma buat diri sendiri, bermanfaat juga kalau sewaktu-waktu kita dititipi baju atau jam tangan. Biar nggak salah ukuran. :)

      Iya, betul. Jangan sampai beli kucing dalam karung. Rugi bandar lhooo! :D

      Yuk, siapin meteran baju di dalam tas. :)

      Hapus
  2. aih..aq ga pernah kepikiran bawa meteran :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nyimpen meteran baju di dalam tas berguna banget waktu ke Pasar Beringharjo. Emakku liat atasan batik lucu. Katanya yang jual, sih, ukurannya jumbo. Langsung deh, keluarin meteran baju. Hap-hap, ukur sana ukur sini. Eh, ternyata ukurannya bukan jumbo. Nggak muat buat emakku. Hahaha. Untung belum dicoba. Kalau menuruti omongan si penjual (si penjual bilang, "Dicobi mawon") terus ndilalah sobek kan disuruh beli.

      Ayo, mak, bawa meteran. Buat ngukur jalan juga bisa lho. Hehehehe.

      Hapus
  3. Aihhhhh
    Meteran itu hahahaha
    Beneran baru lihat yang unik begini hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi, asli berguna banget Mbak!

      Weekend kemarin, saya ke Jakarta. Kebetulan bisa mampir di seputaran Blok M. Sekalian hunting baju big size yang rencananya mau dipakai di akhir minggu ini. Mampirlah di sebuah toko mungil di dalam mal yang jual rupa-rupa baju. Modelnya bagus-bagus. Harganya pun friendly sangat sama mbak-mbak irit macam saya. Pilih-pilih, nemulah satu atasan yang lucu dan (kelihatannya gede ukurannya).

      Yakin-nggak yakin, daripada telanjur dibeli ternyata nggak muat, dikeluarkan meteran sakti. Ukurannya "masuk", tawar menawar, deal, bungkusss! Hahaha.

      Meteran itu selalu ada di dalam tas slempang saya, Mbak, dan hanya dikeluarkan kalau mau dipakai saja. Selebihnya di mendekam di dalam tas. Hehehe. So, kalau bepergian ke manapun, dia selalu ngikut. Kalau kita ketemu di suatu tempat dan Mbak Anaz mau pinjam meteran saya boleh lho ya. Hehehe.

      Satu manfaat lagi, meteran tersebut berguna buat para job seeker. Biasanya, kan, di formulir lamaran kerja ditanyakan tinggi badan. Nah, daripada mengira-ira dan salah memberi informasi, meterannya, bisa dipakai buat ngukur tinggi badan.

      Terima kasih sudah berkunjung. :)

      Hapus
  4. Wah, unik bawa2 meteran, hehe... Kalau aku sih gak suka koyo, tapi minyak kayu putih suka dibawa kalau perjalanan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbak Euisry. Berawal dari situasi yang membuat saya harus berurusan sama angka, daripada salah terka lebih baik bawa meteran badan. Kan, sering tuh, ada agenda belanja baju pas traveling ke mana gitu, entah untuk diri sendiri, anak, suami atau oleh-oleh. Daripada salah ukuran dan berakhir dengan kecewa, mending bawa meteran aja. Nggak makan tempat juga si meterannya.

      Wah, kalau saya, mah, koyo dan minyak kayu putih itu nggak boleh pisah. Makainya, sih, salah satu, tapi pernah kok dua-duanya dipakai secara yang satunya mulai gak mempan. Mending koyo-an daripada usap-usap balsem. Hehehe

      Iya, minyak kayu putih bisa buat usir mabuk darat juga. Hidup minyak kayu putih!

      Terima kasih sudah main ke mari. Jangan kapok-kapok main ke rumah saya. :)

      Hapus
  5. hahaha epik maak bawa meteran kereen

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kudu bawa meteran, Maaak! Kalau gak bawa meteran, pilih baju suka lupa diri. Ngira body sexy ukuran S, padahal S-nya kepanjangan dari Somelar wakakaka.

      Hapus
  6. nggak ada duanya neh, bawa meteran baju he3

    BalasHapus
  7. masker sekali pakai ini kali ya yang penting bingit. Apalagi, buat kita yang alergi debu dan asap rokok

    BalasHapus