Kamis, 30 April 2015

Berdamai dengan Kehilangan, Bisakah?

Seandainya saja ada di tanganku...
Saya eman banget. Getun.
***
Sebenarnya, mau cerita yang satu ini berat banget. Sama halnya mengingat kembali kenangan yang tak ingin diingat lagi. Saya telah mencoba ikhlas, seikhlas-ikhlasnya. Namun, saya hanyalah manusia biasa, yang masih nggak nrima sama apa yang pernah terjadi. Denial, begitu bahasa Inggris mengatakannya. Sekali lagi, tidak ingin mengingatnya, tapi bayangan demi bayangan terus saja melontarkan saya ke masa lalu. Ujung-ujungnya mimbik-mimbik lagi dan menyalahkan orang lain, terlebih ngejudge si pelaku yang tak lain adalah orang dekat saya sendiri. 

Selama berhari-hari saya merasa sedih dan begitu kehilangan. Kalau teman-teman iseng tengok akun Twitter saya kemarin-kemarin, sekitar tanggal 9-11 Maret 2014, di sana saya melempar pengumuman kehilangan. Orang lain mungkin cuma berpikir, ah, cuma foto doang. Ngapain juga dipikir dalem. Yang hilang, ya, sudahlah diikhlaskan saja. Kan, bisa cari gantinya. Toh, zaman udah modern begini, selama ada "master"nya, kan, bisa direpro.

Bisa cari gantinya...
Begitu ya? Benar juga ya, bisa dicari gantinya. Bisa direpro. Bisa dicetak ulang. Sama. Persis. Plek! Apalagi adik saya, sang pemilik foto hilang pun terkesan merelakan barang berharganya hilang. Tapi... ENAK SAJA!

Cari gantinya... Cari gantinya...

 Sebagian dari Twit-ku
Gambar: Dokumentasi Pribadi Ratri Puspita
Diambil dari Akun Media Sosial Ratri Puspita

Meski cuma foto, foto itu berharga banget. Gambar yang tercetak menceritakan sepenggal jejak kehidupan seorang anak yang tengah menaiki tangga masa depannya. Peristiwa yang menjadikan foto itu ada pada akhirnya akan membawa seorang anak (dan anak-anak lain yang wajahnya turut serta) menuju kesuksesan. Kesuksesan sebagai buah dari doa, usaha, dan perjuangan yang tidak hanya dilakukan anak-anak itu tetapi juga para orang tua yang telah melakukan banyak hal hingga anaknya mereguk kesuksesan. 

Melihat wajah anak-anak tersebut, Anda, para orang tua akan merasakan hal yang sama bahkan bisa jadi melebihi apa yang saya rasakan. Mereka; keluar dari rumah, hidup jauh dari sepasang mata pandang orang tua, saudara, dan keluarga; menjalani masa-masa susah-senang di bumi rantau; berusaha sekuat hati, setegar karang agar bisa hidup mandiri dan menepis kangen dengan orang tua sanak saudara, serta kampung halaman. Dan ketika mendapati diri sudah bergaji, kiriman uang kepada keluargalah yang pada akhirnya tersampaikan mewakili rasa hormat, ungkapan terima kasih, juga rindu yang taktertanggungkan.

Tengoklah kembali ke masa-masa anak-anak itu memulai perjuangan mereka: berburu lowongan pekerjaan, memelototi setiap iklan lowongan kerja yang terpampang di berbagai media, menyusun aplikasi lamaran, memasukkan lamaran, mengikuti tahap demi tahap rekrutmen, hingga kabar bahagia mampir teruntuk generasi muda yang smart: IPKnya memenuhi syarat, attitude-nya baik, dan tentu saja diliputi bintang keberuntungan. Sampai di sini, saya teringat waktu adik saya mempercayakan kakaknya ini menjadi orang pertama yang tahu bahwa dia diterima menjadi pegawai di tempat ia bekerja saat ini. Setelah itu, barulah giliran ibu kami. Dan, ketika hari itu tiba, Agustus 2014, saya harus merelakannya pergi menuju tempat yang sama sekali jauh dari bayangan kami. Ketika mengantar ke bandara, saya harus menahan jatuhnya air mata. Cukuplah mata ini berkaca-kaca. Jangan sampai "kaca" itu pecah dan berubah menjadi bulir bening yang mengairi wajah. 

Foto itu... menceritakan banyak hal. Kenangan adik saya dan teman-temannya juga kenangan pertemuan kami di ibu kota. Berbulan-bulan hanya mendengar suaranya melalui sambungan telepon, membuat kerinduan kian membuncah. Selain itu, saya pun jadi pangling sama penampilannya yang agak berubah. Tubuhnya lebih berisi. Maklum saja, dia, kan, sudah bisa memberi makan dirinya sendiri. Mau beli makanan ini-itu suka-suka hati. Serpihan kenangan itulah yang menjadikan saya merasa begitu kehilangan, begitu menyesali, begitu merasa sayang. Foto yang rencananya akan menempati satu bagian lapis dinding di rumah sederhana kami, yang kelak akan dipandang berpasang mata yang singgah di rumah kami, ternyata hanya sampai tiga-perempat perjalanan. Jujur, hingga detik ini, saya masih mengharapkan adanya keajaiban. Saya ingin foto itu kembali... ingin sekali...

Kembali? Tapi kapan? Mencari tukang becaknya saja tidak kunjung ditemukan, bagaimana bisa foto itu kembali berada di dalam dekapan? Ada-ada saja...

Iya, ya, ada-ada saja. Sama mengada-adanya dengan menaikkan harapan yang palsu. Sama tidak masuk akalnya dengan timbulnya keinginan mendapat second chance...

Oh, second chance... hey, mana ada. Waktu saja bergerak maju. Mana mungkin dalam kasus ini, kan, kudapat second chance. Berarti... itu sama halnya saya harus berhenti meratapi kehilangan ini? Benarkah saya harus mengikhlaskan yang jelas-jelas bukan jadi rezeki?

-Sampai di titik ini, saya mulai menemukan "akal sehat" yang sempat hilang tak tahu ke mana-
-merenung-

Iya, sih, sebagian hidup manusia berhubungan dengan kehilangan: kehilangan barang (entah kecopetan, entah lupa taruh, entah diberikan ke orang lain), kehilangan teman, kehilangan anggota keluarga, kehilangan pekerjaan, termasuk kehilangan kesempatan. Seolah telah digariskan, maka hingga ke ujung dunia pun, bila sudah saatnya kehilangan, ya, yang ada hanyalah kehilangan itu terjadi sesuai jadwal yang telah ditentukan. Terjadi dan bisa menimpa siapa saja. Kapan saja.

Soal second change, ternyata ada dan saya mendapatkannya. Saya cukup senang mengetahui hal ini. Terselip suka cita di dalam diriku. Dan second change-ku adalah berdamai dengan kehilangan. Menerima kehilangan dengan legawa dan bersigera membuka bab baru. Bab kemarin sudah usai dan kini saatnya berganti cerita. []

Hikmah Paskah 2015

Paskah 2015 kemarin nggak cihuy banget! Gimana nggak cihuy coba, ketika orang lain pada liburan long weekend dan merayakan hari kebangkitan Kristus, di saat yang sama saya malah terkapar di tempat tidur. Di saat semangat ngeblog sudah balik dan siap ketak-ketik, eh, malah penyakit datang menghampiri. Beragam rencana yang telah diset sedemikian rupa kudu diset ulang. Okay, saya sadar tubuh ini bukan terbuat dari besi dan baja antikarat, antimasuk angin, antidiare, antimuntah, antimaag, bla-bla-bla. It's only a human body. Ya, aku (mencoba) tahu dan paham sepenuhnya.

Seperti orang sakit pada umumnya, tentu saja saya penginnya cepat sembuh. Kalau pun dikasih sakit, cukuplah sehari dua hari saja. Setelah istirahat cukup dan mengonsumsi makanan bergizi, badan kembali sehat seperti sedia kala. Itu mauku. Tapi, keinginanku rupanya nggak sejalan dengan kehendak Tuhan. Sempat "melawan" sih, dengan cara tetap berlaku layaknya kondisi lagi di puncak bugar meski badan belum fit benar. Dan ya, hasil mbandelnya adalah badan kembali lemas. Ya, ampyunnn... *nggak habis pikir*

Kalau diingat-ingat, saya mulai sakit hari Rabu dini hari. Namun, berhubung kurang pengalaman sakit, jadinya nggak ngeh, kalau kegerahan diikuti keringat membanjir hingga tak bisa tidur itu mula peristiwa hari-hari berikutnya. Paginya, Kamis, saya bangun seperti biasa dan minta dipijiti ibu, karena badan terasa pegal-pegal. Saya nggak merasa ada yang aneh dengan pegal di pagi hari lantaran terbiasa mengalaminya. Malah, saya menghubungkan pegal dengan masuk angin, karena semalam saya tidur dengan pakaian yang basah oleh keringat. Nggak kepikiran ganti baju. Yang ada di dalam kepala saya hanya tidur akibat kantuk yang berat dan nggak bisa dilawan.

Menuju siang, barulah sakit itu datang. Saya mengalami diare dan muntah barengan. Makanan dan minuman yang masuk ke dalam perut nggak bertahan lama. Begitu seterusnya. Baru terasa nyaman kalau perut dalam keadaan kosong. Habis dari kamar mandi, minyak kayu putih dioles di sekitar perut. Anehnya, minyak kayu putih yang biasanya terasa hangat di badan, kali ini nggak ada rasanya sama sekali. Cuma baunya saja yang tercium. Begitupun dengan minyak kayu putih yang teroles di sekitar leher dan tengkuk, blas, nggak ada anget-angetnya sama sekali. Ini badanku yang benar-benar bermasalah atau minyak kayu putihnya yang udah masuk expired? Nggak ngerti...

Malam menjadi saat yang sangat tidak mengenakkan. Di saat orang lain di satu rumah yang sama pada tidur nyenyak bahkan sampai ngorok, saya harus berjuang hanya untuk bisa tidur. Beberapa jam sebelumnya, saya sudah dikerokin sama ibu karena benar-benar kepepet. Saya masih saja berpikir saya kena masuk angin. Sisa-sisa kerokan meninggalkan efek samping: bikin badan pegal-pegal. Untuk mengurangi pegal-pegal, saya menempelkan koyok di sejumlah tempat. Lumayan, lebih anget daripada minyak kayu putih. Angetnya yang tahan lama sampai pagi bikin badan enak dibawa tidur.

Minggu, 5 April 2015. Hari ini adalah hari Paskah. Saya ingat, dulu, waktu kecil pernah diajak paskahan di gereja. Ikutan ibadah sekaligus perayaan buat anak-anak.  Saya datang ke perayaan barengan sama anak-anak tetangga yang sepantaran. Jalan kaki ramai-ramai sembari menenteng telur yang telah dihias dari rumah. Telur itu akan dijadikan "telur silang" buat seluruh anak-anak yang ikutan perayaan paskah di gereja. Seru? Tentu saja! Sayangnya, Paskah yang menyenangkan sedang tidak berlaku di rumah ini. Sampai hari ini saya masih sakit. Sedih, tentu saja. Saya sudah berdoa semalam agar diberi kesembuhan dan berharap badan segera 100% fit.  Kelamaan sakit itu nggak enak!

Ternyata, yang instan hanya berlaku untuk makanan dan minuman saja. Yang namanya sembuh tidak mengenal kata instan. Adanya bertahap dan butuh waktu. Pakai proses. Apalagi kalau buat anak bandel macam diriku, sembuh itu harus dipaksa. Dipaksa istirahat. Badannya jangan dipakai kerja dulu. Sampai di sini, saya mulai bete. Yah, gagal deh, hunting materi nulis. Bukti lain yang mengatakan aku belum sembuh total adalah aku masih diare dan muntah walau intensitasnya menurun dibanding hari sebelumnya. Agak kecewe juga sih, tapi tetep Puji Tuhan ada progress menuju sehat.

Selama beberapa hari dikasih sakit, saya sudah mulai bisa membaca maunya tubuhku. Jadi, makan dalam porsi kecil, tapi sering. Paling nggak 15-30 menit sekali. Sebelum makan, minum obat antasida dulu buat melambari perut dan menetralisir asam lambung. Habis makan, minumnya air bening hangat dan lagi-lagi dalam porsi alias gelas kecil. Jangan diminum sekaligus, tapi pelan-pelan. Seteguk demi seteguk disertai tarik napas perlahan. Udah. Habis itu duduk-duduk sebentar untuk menurunkan makanan dan minuman tadi. Kalau badan mulai ngedrop, dibawa istirahat. Tiduran atau tidur benaran. Kalau cuma tiduran, buat ngilangin bosen, saya memilih untuk nulis atau buka media sosial atau blog walking atau baca-baca artikel atau chatting gangguin orang hehehe. Kalau di tengah-tengah itu mata mulai ngantuk, ya langsung taruh aja devicenya dan zzzzzz.

Senin, 6 April 2015. Badanku berangsur membaik. Banyak istirahat, tahu cara memperlakukan tubuh sendiri, disiplin, dan nggak ngeyel tampaknya jadi ramuan kesembuhan diri. Rencana mau test darah dan ukur tensi ke Puskesmas urung, karena badan sudah enakan. Yang tersisa hanyalah sedikit rasa lemas di kaki, terutama bagian dengkul dan betis, bila diajak jalan ke sana ke mari terus menerus beberapa menit. Nggak masalah. Sementara mainnya pelan dulu. Tubuh, kan, butuh recovery. Yang pasti, pas coba makan pakai nasi dan ikan salem *hiks, kayak menu kucing* saya sudah nggak merasa mual. Test nambah nasi pun gak masalah, minum air dingin pun nggak pa-pa. HORE! Kamu benar-benar tubuhku yang sangat pintar. Kita pasti sehat-sehat-sehat.

Sakit membawa saya pada banyak pelajaran yang kemarin-kemarin sangat diabaikan. Bahwa tubuh manusia bukanlah robot dan kesadaran mutlak diperlukan saat hendak makan. Makan bukan semata karena memenuhi kewajiban terhadap tubuh akibat timbulnya rasa lapar, tetapi juga agar tubuh peroleh energi dan gizi yang cukup untuk bekerja dan berkarya. Perhatikan makanan yang hendak di makan, tanyakan kepada diri sendiri apakah tubuh kita membutuhkannya, berikut porsinya. Sakit ini pun membawa saya pada perenungan untuk bisa membaca dan bekerjasama dengan tubuh. Perhatikan bila tubuh mulai kasih signal; karena sakit, ngedrop, pasti sudah jauh hari diumumkan sama tubuh. Tinggal kitanya aja yang aware or not. Bersahabatlah dengan tubuhmu.

Akhirnya, dengan kesembuhan yang diterima tersampaikan pula syukur. Bukan cuma satu syukur tapi dua. Syukur atas kesembuhan dan syukur atas pelajaran berharga yang diberikan di saat yang tepat. Selalu ada pelajaran, nilai moral yang mendewasakan cara berpikir dan bertindak seseorang melalui hadirnya suatu peristiwa.[]

Senin, 27 April 2015

Berani Melompat Lebih Tinggi


Permainan masa kecil ini tentulah tak asing lagi: lompat karet. Saya pernah mengalami fase bermain lompat karet, meski terhitung sebentar. Entahlah di jaman sekarang. Akhir-akhir ini permainan lompat karet jarang terlihat oleh mata saya. Anak-anak tetangga saya lebih memilih bersepeda keliling kampung, bermain bulu tangkis, kejar-kejaran, ngumpul di pos ronda berbagi cerita dengan teman sebaya atau bermain gawai. Masanya sudah berbeda, ya? Padahal, saya belajar hal positif dari permainan tersebut lho!


Saya termasuk kelompok yang tidak terlalu pandai bermain lompat karet. Saya hanya berani melompat bila karet gelangnya masih di posisi dengkul si pemegang. Bila tali karet telah dinaikkan mencapai dada pemegang, nyali saya sudah ciut duluan. Nggak pede, takut nyangkut terus diketawain teman, dan tentu saja takut jatuhlah. Saya nggak yakin bisa, padahal, dicoba saja belum. Nyerah?


Tepatnya setengah menyerah. Dalam permainan lompat karet, ada istilah "menyumbang". Pemain yang mampu melompati tali karet, akan "menyumbang" teman-temannya yang tidak bisa melompat. Setelah si “penyumpang” berhasil lompat, tali karet ditarik ke bawah hingga nyaris atau menyentuh tanah, lalu “tersumbang” berlompatan melalui tali karet tersebut. Saya, salah seorang yang memanfaatkan jalur "fast track" ini. Menguntungkan. Tak perlu bersusah payah ambil ancang-ancang dari jauh. Dan permainan berlanjut.


Kebiasaan “disumbang” ternyata berdampak ke karakter saya. Saat dewasa, saya tumbuh menjadi perempuan penakut, tidak percaya diri, penunda, dan berpikiran ingin menempuh jalan pintas. Saya menunda mewujudkan cita-cita hanya karena merasa tidak percaya diri. Saya takut, usaha saya akan menemui kegagalan. Ketika tekad untuk #BeraniLebih digelorakan ke dalam sanubari, raga ini masih juga membeku tak beranjak. Ragu, akankah saya bisa seperti yang lain? Apakah saya mampu mewujudkan cita-cita saya? Tebersit sesal, kenapa harus bercita-cita melampaui kemampuan?


Belum lama ini, saya, yang terkoneksi dengan teman-teman masa sekolah dan kuliah lewat situs jejaring sosial, mendapat kejutan bahwa seorang teman telah touch down di Melbourne, Australia, untuk melanjutkan pendidikan lewat jalur beasiswa. Makin panjanglah daftar nama teman-teman saya yang bersekolah di luar negeri. 
Wuih, beruntung sekali ya! Iri beud! 
Inilah kejelekanku. Saya hanya bisa menumpahkan rasa iri hati tanpa memperjuangkan diri agar bisa sejajar dengan mereka. Bukankah kesuksesan akan menyertai orang-orang yang mau berusaha? Berusaha saja? Tidak! Berusaha lebih!


Get up, Ratri! Bangun dan bangkitlah! Jangan menunggu tangan-tangan ajaib bekerja untukmu jika kau hanya diam! Kalau bercita-cita ingin sekolah lagi, ambil s2 bahkan s3 sekalian, berusahalah seperti yang teman-temanmu lakukan! Korea, Belanda, Australia, Singapura, Amerika, Inggris... mereka semua menanti kedatanganmu. Bukan sebagai pelancong kagetan, melainkan sebagai pelajar terdidik di salah satu universitas bonafide yang mereka miliki.


Jangan harap dengan mendatangi pameran pendidikan luar negeri serta merta tanganmu ada yang menggamit, lalu langsung menempatkanmu pada program studi impianmu. Halo, Ratri... #BeraniLebih-lah dalam membuat lompatan. Melompatlah lebih tinggi. Buat pencapaian di atas pencapaianmu hari kemarin. Semua demi masa depan, kebaikan, juga kebahagiaanmu. Renungkan. []


Jumlah kata:  
Twitter: @ratweezia
Facebook: Ratri Puspita 

Senin, 20 April 2015

ASUSPRO BU201LA: Ketika Kebutuhan Dijawab dengan Teknologi Pintar

Apa yang dibutuhkan oleh kalangan profesional untuk peningkatan hasil kinerjanya? Apakah itu passion? Knowledge (termasuk product knowlegde jika berada di posisi marketing atau salesperson)? Skill? Attitude? Atau performance yang apik, smart, dan elegan yang mengesankan di mata klien? Semuanya diperlukan. Namun, kesemuanya belum optimal bila tidak ditunjang dengan device yang handal, yang mampu mengakomodasi segala kebutuhan dalam bekerja. Jawaban atas pertanyaan di atas adalah notebook.

Bagi pekerja profesional apalagi yang highly mobile, notebook dengan teknologi pintar mutlak dibutuhkan. Jangankan Anda, saya pun yang berprofesi sebagai freelance ini butuh banget smart-high end-notebook. Walaupun baru merenda impian, saya sudah berani membayangkan bakal punya kantor di mana aja, bisa bekerja kapan saja. Schedule bisa diatur sedemikian rupa, sehingga saya mampu mengoptimalkan kualitas diri di hadapan klien atau mereka yang tengah bekerjasama dengan saya. Intinya, nih, memudahkan setiap urusan bisnis dan menjadikan kegiatan bekerja sebagai suatu hal yang fleksibel dan terasa menyenangkan. Eksekusi ide bisa dilakukan di mana saja. Produktivitas terjadi tanpa batas, without time limit. Bukan begitu?

Kerja Bisa Dilakukan di Mana Saja
Gambar: Pinjam dari Sini
Untuk mengikuti dinamika dunia kerja dan bisnis, tidak hanya manusianya saja yang harus mengikuti segala bentuk perubahan. Teknologi pun harus menyesuaikan kehidupan (habit) manusianya. Dengan begitu, keduanya bisa berjalan selaras, saling mengisi, dan saling menyeimbangkan. Oleh sebab itu, sudah saatnya commercial notebook dipinang sebagai partner kerja. Commercial notebook inilah yang saya sebut smart-high end-notebook tadi. Kenapa? Alasannya akan ditemukan di dalam artikel ini.

Dewasa ini, notebook vendor mulai melebarkan sayap. Mereka tidak hanya melayani consumer notebook yang identik dengan produk berharga terjangkau, tetapi mulai melirik potential market berikutnya yakni dunia industri berikut para pelakunya, yang ditandai dengan hadirnya commercial notebook. Makin ke sini, makin banyak pilihannya, mulai dari brand, spesifikasi produk, teknologi pendukung, sampai ke harganya. Antar brand saling bersaing demi mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Kalau pelanggan puas dengan produk keluaran brand tertentu, diharapkan bisa jadi "brand ambassador" yang menyebarluaskan ke orang di lingkungannya. Lumayan, kan, nggak perlu capek-capek ngiklan. Heheh.

Apa, sih, bedanya consumer notebook dengan commercial notebook? Well, cara gampang mendeteksi commercial notebook adalah dari teknologinya. Cek aja, pasti kentara, kok, perbedaannya. Hal ini dikarenakan commercial notebook dirancang untuk memudahkan kaum profesional dalam melakoni job desc-nya sehari-hari, sehingga dia atau mereka mampu mencapai target diri dan/atau organisasinya. 

Commercial Notebook Bagi Kaum Professional
Gambar: Pinjam dari Sini

Menurut Melanie Pinola dari PCWorld, terdapat beberapa point yang membedakan antara consumer notebook dengan commercial notebook (di dalam artikelnya, Melani menyebut commercial notebook dengan business laptop).

1. Commercial notebook (business laptop) didesain tangguh
Ketangguhan commercial notebook diklaim sesuai standar militer sehingga bisa survive di berbagai "medan perang". Commercial notebook juga dilengkapi dengan spill-resistant keyboard.
2. Didukung teknologi yang lebih baik dan waktu garansi lebih panjang
Commercial notebook (business laptop) memiliki standar garansi tiga tahun bahkan ada brand tertentu yang berani memberi jaminan purna jual selama empat tahun!
3. Dilengkapi built-in security
Karena dipakai untuk berbagai kepentingan bisnis yang rentan bahaya, misalnya pencurian data-data pribadi, maka fitur security diperlukan untuk menjaga isi notebook tetap save. Adalah fingerprint reader di antaranya yang ditugasi sebagai "satpam" bagi commercial notebook.
4. Kesempatan berekspansi dan pilihan konektivitas
Notebook yang masuk kategori commercial atau business laptop diset untuk bisa digunakan bersama dengan docking station. Docking ini digunakan in case notebook dipakai berpindah (moving) atau butuh jaringan nirkabel yang stabil lagi kenceng larinya.
5. Layar matte
Commercial notebook dilengkapi dengan display antiglare yang membuat mata nyaman begitupula dengan fasilitas view outdoor maupun viewing angles-nya.

Mantap beralih ke commercial notebook? Kalau sudah mantap, Online Editorial Director laptopmag.com Avram Piltch, berbagi delapan tips mendasar dalam memilih notebook.
1. Tentukan mau pakai platform apa?
2. Pilih ukuran yang berapa inch, nih?
3. Cek keyboard sama touchpadnya
4. Kenali spesifikasinya: CPU, RAM, HDD, Flash Cache, SSDs, display, touch screen, graphic chip, DVD/Blu-ray drives
5. Pilih 2-in-1 atau tradisional notebook
6. Boros baterai?
7. Budgetnya berapa?
8. Merek?

Challenging banget, kan! Mikirin platform sampai merek! Kalau saya, sih, jujur saja, cenderung pilih ASUS. Udah pengalaman, sih. Di rumah saya saja kini terdapat tiga produk keluaran ASUS. Satu buah notebook A42J (yang saban hari dipakai buat kerja dan ngeblog), sebuah notebook EeePC series 1215B, dan sebuah Zenfone 5 milik ibu saya. Adapun adik pertama saya yang saat ini kerja di luar pulau Jawa pun pilih pakai Zenfone 6. Dan, kalau tiada halangan, awal Mei mendatang, bakal bertambah satu lagi koleksi Zenfone 5 di keluarga saya, hadiah ultah buat adik bungsu. Bahkan, seandainya nanti dapat rezeki buat beli notebook baru, sambil merem aja langsung pilih ASUS seri commercial notebook. Kenapa kami bisa begitu loyal terhadap merek yang namanya diambil dari empat huruf terakhir nama kuda terbang Pegasus ini? Nih, saya kasih tahu ya!
1.  ASUS merupakan perusahaan IT papan atas
Perusahaan asal Taiwan ini menduduki peringkat pertama untuk brand motherboard di dunia, top 1 notebook brand di Eropa Timur & Tengah, top 2 notebook brand di Eropa barat. Menurut Avram Piltch, dalam pemeringkatan 2014, ASUS berada di posisi 3 setelah Apple dan Lenovo. Namun, berdasar Laptop Mag Editorial Staff tahun 2015, ASUS terpaksa terjun bebas ke posisi 7.
2. ASUS telah menerima penghargaan sebanyak 4.256 atas inovasi, desain, dan kualitasnya.
Sepanjang tahun 2013, ASUS panen penghargaan untuk berbagai kategori dari What Hi-Fi? (Januari 2014), T3 Magazine (Desember 2013), Stuff Magazine (Juni 2013), CHIP Magazine (Juni 2013), Gadget+ (April 2013), Know Your Mobile (September 2012), dan masih banyak lagi.
3. Produk ASUS telah melalui serangkaian uji coba bahkan yang sifatnya ekstrim sekalipun!
Untuk mendapatkan produk numero uno, sebelum diluncurkan ke pasaran, produk-produk ASUS dites dulu untuk memastikan kualitasnya yang tahan banting, bisa diandalkan, serta memiliki kinerja ciamik dalam kondisi apa pun.
a. Tes keyboard
b. Tes abrasif
c. Tes kebisingan
d. Tes tekanan
e. Tes engsel
f. Tes getaran
g. Tes goncangan
h. Tes akselerasi tinggi
i. Tes temperatur
j. Tes pemelintiran
k. Tes port
l. Tes jatuh
Whoaa! Total ada 12 tes yang musti dilalui produk ASUS sebelum sampai ke tangan pembeli. Ckckckck!
4.  Memiliki teknologi ASUS splendid yang membuat tampilan visual terlihat keren.
5. Sound ASUS didukung oleh teknologi audio SonicMaster yang expert dalam menghasilkan audio yang jernih, detail, dan akurat.
6. Fitur fast response multi-touch menjadikan sensor layar sentuh ASUS sensitif, presisi tinggi, dan memiliki waktu respon cepat.
7. Keyboard chicklet ASUS ergonomis, bisa mengetik cepat, tidak mudah lelah, dan akurat.
8. Touchpad luas dan intuitif
9. Produk ASUS quick response: instant on 2 detik, standby 2 minggu, dan dilengkapi fitur backup otomatis
10. Mudah mengakses data
11. Akses secara real time di manapun dan kapan pun
12. Service center gampang ditemukan
ASUS menyediakan 72 layanan service center (ASUS service center dan ASUS authorized service center) yang lokasinya tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Cek lokasi di sini atau hubungi hotline service center ASUS di 500-128 (call center). 
13. Green concept
ASUS menerapkan green concept pada notebook produksinya sebagai bentuk komitmen sekaligus tanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan. Green concept yang telah diterapkan oleh ASUS meliputi green design, green manufacturing, green procurement, dan green service & marketing

Tambahan dari pengalaman pribadi. Bertahun-tahun pakai notebook ASUS, baru sekali aja (Maret 2015) masuk service center! Itu pun CUMA ganti HDD, dari HDD asli bawaan ASUS 320 GB ke 500 GB SATA, cek DVD, sama bersihin fan NB-nya aja. Bejo banget dapat notebook ASUS yang terhitung buandel. 

Kualitas produk besutan ASUS bisa dibilang nggak perlu diragukan lagi. Pengalaman panjang yang dimulai dari produsen motherboard hingga menjadi pemain besar di bidang produk IT kian menambah pengalaman serta jam terbang ASUS sebagai produsen produk IT. Demikian pula dengan pencapaian-pencapaian yang telah diraih. 
1. Notebook ASUS tidak mengalami kerusakan sedikit pun selama 600 hari Misi Luar Angkasa
2. Notebook ASUS membantu helikopter penyelamat NRMA CareFlight untuk menyelamatkan banyak jiwa
3. Notebook ASUS beroperasi dengan sempurna selama balapan mobil off-road yang melelahkan
4. Notebook ASUS menjadi yang pertama mencapai Puncak Gunung Everest
5. Notebook ASUS menguasai Kutub Utara dan Selatan

Sukses dengan pasar consumer, ASUS membidik pasar commercial. Sebagaimana tercetak di dalam ASUS Product Guide, commercial notebook ASUS mengedepankan mobilitas, kehandalan, keamanan, dan produktifitas. Oleh sebab itu, pada commercial notebook ASUS terdapat fitur-fitur tambahan yang belum tentu ada pada consumer notebook even gaming notebook termahal sekalipun! Pun, masih ditambahkan sejumlah fasilitas untuk menyangga keamanan data di dalam device tersebut, sebut saja Trus Platform Module (TPM), Intel Anti-theft LoJack, HDD User Password Protection and Security, dan BIOS Booting User Password Protection.

ASUS commercial cocok digunakan untuk perseorangan maupun organisasi (perusahaan). Bagi perseorangan, ASUS commercial mampu memperkuat performa mereka yang bekerja sebagai store owner, designer, freelancer, back officer, finance officer, salesperson, engineer, dan marketing officer. Di kelas perusahaan, ASUS commercial telah kerja bareng business size setingkat SOHO & micro business, small & med-size business, hingga enterprise & large business. ASUS commercial telah memback-up Carstar (car repair workshop), Tangshan Steel Mill, Beijing Foton Cumins Engine Co., industri maritim, serta industri petrokimia (petrochemical industry). Bukan hanya itu saja, ASUS turut berperan menggerakkan dunia pendidikan, salah satunya di Longman School. Bagaimana ASUS commercial bekerja untuk Anda? Simak video berikut ini.


 

ASUSPRO Business Solutions Introduction
Video: Pinjam dari Sini

Lalu, enakan pilih ASUS commercial yang mana, ya?
Konsumen memang dihadapkan pada beberapa pilihan dengan spesifikasi dan harga bersaing (beda tipis malah). Dan benar, untuk pasar commercial, ASUS sengaja melahirkan beragam produk. Masing-masing produk dibekali dengan spesifikasi yang bisa menyesuaikan kebutuhan dan memudahkan penggunanya. Balik lagi ke tujuan ASUS commercial, yakni 
Our goal is to help you maximize efficiency while making room for future company growth [...] (Sumber: cek di sini)
ASUS offers a complete line of products, with a world-class manufacturer’s warranty service. (Sumber: cek di sini)
Stable network connectivity, space-saving design, affordability and easy maintenance are key selection criteria. (Sumber: cek di sini)
Dan salah satu produk commercial notebook yang pantas mendapat perhatian ialah ASUSPRO ADVANCED BU201 atau nama lainnya ASUSPRO BU201LA. Sebelum diuraikan lebih lanjut, ada baiknya kenalan dulu, deh. Kan, ada istilah tak kenal maka tak sayang. Mareee... :)








 
Commercial Video Asuspro BU201LA
Video: Pinjam dari Sini



Asuspro BU201LA memiliki tiga pilihan processor 

 

untuk membuka kesempatan kepada calon pemakai menentukan pilihan sesuai kebutuhan. Misalnya, Anda bekerja di bidang finance dengan beban kerja tidak seberat engineer atau tidak terlalu membutuhkan software "berat" untuk berkutat di bidang art & desain, processor Core i5 bisa dijadikan pilihan.

Jika Anda pemuja platform Windows, selamat! Anda telah berada di jalur yang tepat. ASUSPRO BU201LA didukung tiga pilihan sistem operasi (operating system) berbasis Windows, yakni 

 

ASUS merekomendasikan Windows karena lebih affordable dan menawarkan fitur yang business-friendly seperti biometrik dan smartcard verifikasi serta Intel vPro manajemen sistem.


Dengan berat hanya 1.27 kg, ASUSPRO BU201LA termasuk ultrabook yang bisa diandalkan untuk memperkuat bisnis dan pekerjaan Anda. Ukurannya pun terbilang slim and light 310 x 215 x 12.9~20.6 mm (WxDxH), sehingga kalau masuk ransel dan digendong ke sana ke mari bisa meminimalisasi risiko cedera punggung. Sungguh ideal untuk sebuah notebook.


[...] ASUS is also voted by numerous business leaders as the top laptop brand in empowering their businesses. (Sumber: cek di sini)
Tertarik mengetahui spesifikasi lengkap ASUSPRO BU201LA? Saya sajikan khusus untuk Anda.


Mantep ya, kan? Saya aja makin kepingin memilikinya. Hehehehe.

Merujuk pada lima ciri cemiri commercial notebook yang diuraikan oleh Melani Pinola, ASUSPRO BU201LA memenuhi semua ciri tersebut. 
1.  Tangguh
a. Standar militer
Suatu notebook baru pantas disebut commercial notebook bila lolos uji US MIL-STD 810G, aturan standardisasi militer Amerika untuk menyatakan suatu produk memiliki daya tahan dan kehandalan di atas notebook pada umumnya. Dari tes tersebut, diketahui ASUSPRO BU201LA ketangguhannya tak diragukan lagi, sehingga pemilik ASUSPRO BU201LA dipastikan work without worries. Ketumpahan cairan? Nggak masalah! Kan, keyboardnya udah spill-resistant.
b. Terbuat dari bahan pilihan
ASUSPRO BU201LA terbuat dari bahan-bahan pilihan yang memiliki kualitas yang bisa dipertanggungjawabkan. LCD ASUSPRO BU201LA terbuat dari UD carbon fiber. Material yang ringan, tetapi 20% lebih tahan terhadap tekanan. Demikian pula dengan hard drivenya yang berproteksi ganda: mounting bracket (sejenis logam khusus) dan bantalan keras. 
2. Teknologi yang lebih baik
a. Sensor accelerometer digital 3D
Sensor gerak yang dimiliki hard drive dengan tiga level sensitivitas akan mengamankan data pemilik notebook ASUSPRO BU201LA sehingga risiko kerusakan hard drive dapat diminimalisasi.
b. ASUSPRO Business Center
Fitur yang diciptakan ASUS untuk memudahkan small business yang tidak memiliki IT department. Dengan adanya fitur tersebut, pengguna ASUSPRO BU201LA yang kebetulan karyawan atau pengusaha small business tetap fokus kepada pekerjaannya sementara urusan tetek bengek pemeliharaan piranti diserahkan kepada ahlinya. 
c. Storage ASUSPRO BU201LA telah menggunakan jenis terbaru yakni SSD (Solid State Drives) yang kecepatannya tentu di atas HDD jenis lama.  
d. Networkingnya pun sudah mendukung untuk mobile network 4G LTE. Teknologi 4G LTE (fourth generation-long term evolution) telah diaplikasikan pada smartphone, tablet, kemudian berlanjut ke notebook. Sebagai generasi lanjutan dari 3G, kelebihan dari mobile broadband internet sudah bisa dibacalah yakni kecepatannya saat dipakai buat ngenet, streamingan, transfer data, dan kegiatan yang ada ada kaitannya sama jaringan internet. 
d. Kualitas sound
ASUS SonicMaster Lite Technology memperkuat audio ASUS untuk menghasilkan suara yang lebih keras, detail, dan akurat. Dilengkapi 5 pilihan mode yang berasal dari software Audio Wizard, sound bisa disesuaikan dengan kebutuhan.

3. Built-in security
a. Finger print
ASUSPRO BU201LA
dibekali dengan fingerprint yang memakai frekwensi radio untuk mengenali pola sidik jari. 
b. Trus Platform Module (TPM)
TPM merupakan hardware chip yang terintegrasi dengan motherboard yang berfungsi menjaga keamanan data pengguna notebook. Di samping sistem pengaman TPM, ASUSPRO BU201LA juga dilengkapi dengan Intel Anti-theft LoJack, HDD User Password Protection and Security, dan BIOS Booting User Password Protection.
c. Smart card 
Smartcard berfungsi seandainya pemilik notebook menginginkan transaksi online untuk otentifikasi dan pemrosesan suatu aplikasi. Di samping itu juga, smartcard bisa dipakai untuk identifikasi dan penyimpanan data. Teknologi yang tidak hanya mengamankan, tetapi juga memudahkan.
4. Docking station
Alat tambahan ini berperan bila notebook dipindah-pindah untuk berbagai keperluan. ASUSPRO BU201LA dapat dipasangi Ultra Docking Station agar pemakainya bisa berekspansi dan selalu terkoneksi.
5. Garansi lebih lama
Setiap Anda membeli produk ASUS, apa pun itu, ASUS akan memberikan garansi purna jual yang disebut dengan garansi global.
Untuk produk notebooknya, ASUS memberi garansi antara 1-2 tahun. Garansi 2 tahun untuk ASUS Transformer Book Flip, ASUS Zenbook, ASUS Multimedia Series, ASUS X453 Series, ASUS Performace Series, ASUS A451 Series, dan ASUS Gaming Series. Adapun garansi global selama 1 tahun diberikan kepada ASUS Transformer Book dan ASUS X200 Series. Namun, tahukah Anda, berapa garansi global yang diberikan ASUS untuk produk pro series-nya? Untuk ASUSPRO BU201LA, ASUS memberikan 3 tahun garansi global! Jika dinominalkan senilai Rp2.091.000.

Tes Daya Tahan ASUSPRO
Gambar: Pinjam dari Sini
HDD Anti Guncang Karena Dibekali Bantalan Pengganjal dan Sensor Benturan
Gambar: Pinjam dari Sini





Engsel 180º : Notebook Bisa Dibuka Mendatar Hingga Layar Dapat Dilihat dari Berbagai Sisi
Kalau Lagi Meeting, Tinggal Dijembreng Saja. Semua Mata Bisa Melihat :)
Gambar: Pinjam dari Sini

Docking Station
Gambar: Pinjam dari Sini dan Sini
Keyboard yang Didesain Ergonomis dan Spill-Resistant
Gambar: Pinjam dari Sini dan Sini
Fingerprint Scanner (Kiri) dan Smartcard (Kanan)
Gambar: Pinjam dari Sini
ASUS SonicMaster Technology, Kreasi ASUS Golden Ear Team: Tim Audio Engineer ASUS
Video: Pinjam dari Sini
Sayangnya produk ini nggak dipersenjatai optical drive (DVD atau Blu-ray drive). Kedua, saya kesulitan mendapatkan display produk di toko komputer. Untuk kepentingan penulisan artikel ini sekalian pengin tahu (who knows dapat rezeki nomplok bisa beli benaran), saya mencoba hunting ASUSPRO BU201LA. Datanglah saya ke sebuah toko komputer terkemuka dan menanyakan ASUSPRO BU201LA kepada salesperson. Saya pikir toko lengkap begitu paling nggak ada displaynya biar bisa nambah-nambah info buat ditulis di blog ini. Nggak harus boleh atau bisa dicoba. Yang penting, penampakannya dulu, deh. Dan apa yang saya dapat? Persis seperti dituliskan oleh Melani Pinola di dalam artikelnya yang berjudul Four Reasons to Buy a Consumer Laptop.
It's not common to find business laptops in stocks at, say Best Buy or other retail establishments. (Sumber: cek di sini)

Sedih, Man! Sedih! :(

Last but not least. Satu hal yang paling ditunggu-tunggu. Soal harga! Dari tadi ngomongin spesifikasi, kelebihan, kekurangan, bla-bla-bla. Kapan ngasih tahu harganya? Biar bisa langsung cek tabungan ya? Hehehe. Sini... sini... saya bisikin harganya. Berdasarkan informasi pada ASUS Product Guide edisi Januari-Februari 2015, ASUSPRO BU201LA-i7 dibanderol di harga Rp19.499.000, sedangkan ASUSPRO BU201LA-i5 dihargai Rp16.499.000. Harga yang dipasang di katalog ibaratnya HET (harga eceran tertinggi) yang disarankan oleh pihak ASUS. Bisa jadi, toko kasih harga kurang atau sama dengan harga tersebut, dan tidak menutup kemungkinan harga naik. Tergantung beragam faktor ya. Ada baiknya cek ke toko komputer langganan Anda untuk mengetahui harga pastinya biar nggak kecele.

Evolusi teknologi hadir guna memudahkan urusan duniawi manusia. Dan telah menjadi passion ASUS terus berinovasi dalam melahirkan produk berteknologi tinggi, berkualitas prima, sehingga teknologi pintar ketemu dengan kebutuhan. Desainnya pun stylish dan professional look. Saya lagi nggak bicara loyalitas terhadap suatu brand, dalam hal ini ASUS, ya, tapi bicara soal fakta, kualitas yang sekiranya sepadan dengan uang yang telah dikeluarkan. It's real! Seperti dikata oleh ASUS,

Founded on quality and innovation, ASUS delivers all your security, application virtualization, cloud storage, mobile office, and large-scale data retrieval needs, with a wide range of integrated solutions for all types of business. (Sumber: cek di sini)
Silakan dipertimbangkan.

Bila memerlukan informasi tambahan seputar ASUSPRO BU201LA, hubungi 
***

Referensi
Asus Product Guide. January-February 2015