Rabu, 29 Juli 2015

Menikmati Kapal Selam Keriting Ny Kamto

Siapa pun tahu kalau yang namanya pempek (ada yang menyebut empek-empek) adalah makanan khas dari Palembang, Sumatera Selatan. Namun, juga tidak salah kalau ada yang mengatakan pempek juga ada di Jambi, Bengkulu, bahkan menyeberang hingga ke Pulau Jawa. Sekarang, makan pempek nggak perlu terbang ke Bumi Sriwijaya dulu, ya, karena, pempek sudah bisa dinikmati di berbagai tempat.

Brand pempek yang ditemukan di luar Palembang adalah pempek Ny Kamto di Yogyakarta. Tampaknya Yogyakarta merupakan pasar yang potensial bagi bisnis kuliner berbahan dasar ikan tenggiri ini. Buktinya, gerai pempek Ny Kamto tersebar di berbagai titik penjualan, sebut saja di Jalan Beskalan, Plaza Ambarrukmo, maupun Jalan Gejayan (Jalan Affandi). Belum lama, ketika saya memasuki Hero Supermarket, yang berada di area Mal Malioboro, Ny Kamto telah berdiri di antara retail goods yang dijual supermarket anggota keluarga Hero Group ini. Ckckckck...

Pempek Ny Kamto di Dalam Hero Supermarket Malioboro Mall Yogyakarta
Bagaimana Rasanya Makan di Sini Ya?
Foto: Dokumentasi Pribadi Ratri Puspita

Pempek Ny Kamto sudah jadi langganan sejak lama. Sabtu, 11 Juli 2015, sekitar jam 15:48, berdua sama bibi, saya mendarat di gerai Pempek Ny Kamto Beskalan. Begitu sampai di dalam gerai yang lapang itu, bukannya langsung pesan pempek, kami malah cari tempat duduk dulu. Penting mendapatkan tempat duduk dulu sebelum pesan makanan, ya, nggak? Setelah dapat tempat duduk, kami berdua menuju meja pemesanan lalu asyik menekuri lembaran menu berisi deretan gambar pempek berikut nama dan harganya. Hmmm... pesan yang mana, ya? Semuanya enak, menggoda, dan pada melambai-lambai minta diemplok. :p

Menu Pempek Ny Kamto
Yang Mana Favoritmu?
Foto: Dokumentasi Pribadi Ratri Puspita
Setelah menimbang-nimbang, pilihan saya akhirnya jatuh ke kapal selam dan keriting. Duet antara kapal selam yang digoreng dengan keriting tidak digoreng diyakini bakal menghasilkan kenikmatan yang sempurna. Sementara itu, bibi, yang sama bingungnya, pilih kapal selam dan bulat-keduanya digoreng-sebagai menu jajan hari itu. Oh, iya, spesial rekues, saya minta sama masnya ekstra mentimun (krenyes-krenyesnya mentimun enak banget dimakan bareng sama pempek atau sama cukonya saja). Usai transaksi, kami pun kembali ke tempat duduk, menanti pesanan diantar.

Tidak perlu menunggu lama untuk dua piring pesanan. Maklum, waktu itu gerai hanya diisi pelanggan makan di tempat 15 orang dan 4 orang (ada 1 bayi tapi nggak dihitung :p) take away alias dibawa pulang. Pegawainya terlihat cekatan sehingga kami nggak usah menunggu terlalu lama. Catatan bagi Anda, karena nggak mencicipi pempek pesanan bibi, saya hanya akan cerita tentang duo pempek pesanan saya saja. Nggak apa-apa, ya! Kasihan bibi saya kalau jatahnya dikurangi. :D

Kapal Selam & Keriting
Foto: Dokumentasi Pribadi Ratri Puspita


Bagaimana, kepengin nggak? 

Begitulah penampakan pempek-pempek pesanan saya pas lagi anget-angetnya mendarat di meja. Dan sesuai rekues, piring pempek saya terisi mentimun iris cukup banyak, lebih banyak daripada yang ada di piring pempek bibi. :)

Seperti yang tampak pada piring saji, kapal selamnya kelihatan habis turun dari penggorengan. Berwarna keemasan, permukaannya garing dan kuning telurnya di dalamnya nggak pecah. Agar konsumen tidak kesulitan makan, dibantu dengan irisan. Kalau mau makan dalam bentuk potongan besar, tinggal ikuti saja garis irisan tersebut dan hap! Masuk mulut. Sedangkan bila ingin potongan lebih kecil, ikuti garis irisan lalu diiris lagi pakai sendok dan garpu. Berbeda dengan kapal selam yang telah diiris, pempek keriting yang tidak digoreng disajikan utuh tanpa ada jejak irisan di sana sini. Ya, karena si keriting lebih mudah diiris. Soal rasa... menurut saya enak, ikan tenggirinya kerasa. Cocok-lah sama selera lidah.

Beralih ke cuko. Ny Kamto menyediakan 2 macam rasa cuko pada tiap meja, manis dan pedas. Kedua cuko tersebut telah ada di meja bahkan sebelum pelanggan datang. Cuko-cukonya tidak akan hengkang dari atas meja kecuali mau diisi ulang. Pelanggan nggak perlu khawatir salah menuang cuko asal tahu rahasianya: mau baca labelnya! Menurut lidah saya, cuko pedasnya nggak terlalu pedas sedangkan cuko manisnya ada rasa kecut-kecutnya. Kalau gemar makan pempek pedas, tuang cuko pedas saja tanpa dicampur cuko manis.  

Cuko yang Tersedia di Masing-masing Meja: Pedas dan Manis
Foto: Dokumentasi Pribadi Ratri Puspita


Ini dia jadinya kalau pempek sudah disiram cuko manis dan pedas. Saya termasuk yang suka menuang kedua cuko encer tersebut dalam jumlah cukup banyak hingga setengah badan pempek terendam. Nggak ada formula khusus berapa sendok banding berapa sendok cukonya. Yang penting pedasnya cukup sehingga memperoleh kenikmatan dalam menyantap hidangan kuliner Nusantara ini. 
 
Pempek Setelah Dituangi Cuko
Foto: Dokumentasi Pribadi Ratri Puspita
Pempek Ny Kamto sukses menjadi duta kuliner di Yogyakarta. Menguasai lidah Jawa yang katanya terbiasa dengan masakan yang manis-manis. Sekali tempo, lidah Jawa harus diajak mencecap rasa yang ditawarkan oleh daratan seberang.[]


Pengeluaran sekali makan (angka sesuai yang tercetak di nota)
* Kapal selam: Rp10.909
* Keriting: Rp6.363
* (+) Pajak 10% 

Pempek Ny Kamto Beskalan
Jalan Beskalan 3A Yogyakarta
(0274) 514291

8 komentar:

  1. menggoda selera... tempatnya nyaman pula

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pempek, apa pun mereknya, saya selalu suka, karena seperti komentar Anda, "Menggoda selera." Mau yang dibeli di Palembang dan sekitarnya atau yang bikinan tangan wong Jawa, dengan senang hati melahapnya. Mau yang pasang harga "mal" atau cuma seribu rupiah, ayo aja. Lidah saya sejauh ini nggak membeda-bedakan.

      Bicara tentang Pempek Nyonya Kamto, selain pempeknya enak, tempatnya pun nyaman. Kalau yang saya foto di atas, itu lokasinya berada di tengah-tengah supermarket. Saya belum pernah nyoba makan di situ, sih. Hanya lewat saja pas belanja. Namun, sempat tergoda untuk merapat. Hehehe. Sayangnya waktu itu pas jamnya puasa. Terus terang, saya nggak nyaman dan nggak enak hati.

      Kapan-kapan, saya bakal uji nyali makan di tengah supermarket. Hahaha.

      Terima kasih sudah mampir, Mas Cahyanto. :)

      Hapus
  2. Haha suka kalimatmu yang : Semuanya enak, menggoda, dan pada melambai-lambai minta diemplok. :p Mungkin aku jadi galau kalau pulang dan mampir ke Yogya makan pempek ini. Btw, pempek keriting belum pernah dengar (gak gaul), penampilannya kayak kerupuk. Rasanya enak juga ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, pempek keriting penampilan mirip kerupuk, Mbak. Salah satu jenis pempek yang enak dinikmati apa adanya, tanpa perlu digoreng.

      Soal rasa, kalau menurut saya, sih, enak. Tenggirinya kerasa.

      Kalau pulang kampung, jangan lupa menikmati kuliner Nusantara antar kota antar provinsi. Hahaha, kayak bis aja, ya! :D

      Hapus
  3. yg keriting itubgak digoreng ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sengaja rekues nggak digoreng, biar balance. Kan, "temannya" sudah digoreng hehehe... Tapi, kalau mau digoreng, saya rasa juga bisa, kok. Silakan dicoba...

      Hapus
  4. yg keriting itubgak digoreng ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waktu itu, saya sengaja rekues nggak digoreng, Mbak Hilda. Kan, yang satunya sudah digoreng... Enak mana? Itu soal selera. Kalau saya, sih, lebih suka yang nggak digoreng, ya, tapi kapan-kapan bolehlah nyobain yang digoreng...

      Oh, iya, untuk harga, bisa berubah sewaktu-waktu, ya. Nanti kalau saya nge-pempek lagi, saya update harganya...

      Terima kasih sudah berkunjung...

      Regards

      Hapus