Selasa, 30 September 2014

Alang-alang Dudu Aling-aling, Margining Kautaman

Rabu Wage, 17 September 2014. Pagi hari.

Selagi Masih Kausimpan Asa, Tiada Perjuangan 'Kan Berakhir Sia-sia
Gambar Pinjam dari Sini
Sambil menanti dimulainya acara bedah buku, saya buka lembaran koran harian lokal demi membunuh waktu. Mata menyapu sekujur halaman demi halaman, dengan tulisan mini bertinta hitam. Saking menikmati, tak sadar bila tiba di bagian iklan baris. Pandangan sekejap tertarik pada pengumuman yang dianggap tak biasa (buat saya lho). Disertakan pula kata “serius” untuk meyakinkan pembaca.

Deg!

Seseorang yang hanya mencantumkan nomor ponsel memasang iklan donor ginjal untuk membayar sekolah dan hutang.

Apakah saya tidak salah baca?
Ingatan saya pun melayang di kepagian. Suatu ketika pada hari, tanggal, dan jam yang pastinya tak teringat lagi, sebuah motor matic meluncur segera. Sang pengendara, lelaki yang diperkirakan berusia empat puluh tahunan itu, berpakaian layaknya orang pulang bertugas. Tubuhnya terbalut jaket tebal dan celana panjang. Saya mengenali lelaki itu. Sangat. Bapak dari dua orang putri yang masih bertumbuh. Dia…

Selapis ingatan lain turut mencuat, berupa cerita dari ibu saya. Beliau berkata bila lelaki itu kini tengah menjalani profesi ganda. Dengan kondisi seperti itu, dia harus menjadikan 24 jam-nya berharga, mengabaikan rasa lelah setelah seharian bekerja pagi, merelakan diri bergelut dengan angin malam nan mengigit. Semua dilakoninya demi tanggung jawab terhadap keluarga. Dalam benak saya, lelaki yang sama sekali tidak memiliki hubungan biologis dengan saya itu bagaikan sosok hero yang bersinar dalam gelap. Nilai seorang lelaki bertanggung jawab digenggamnya erat. Tak terkira pengorbananmu, Pak. Bila surga selama ini ada di telapak kaki ibu, mungkin sudah saatnya Tuhan mencipta surga untuk ditempatkan di telapak kaki lelaki seperti dirinya.

Lelaki berprofesi ganda rupanya bukan tokoh satu-satunya. Ada lagi, seorang bapak penjual bakso keliling. Dengan gerobaknya yang maha berat, dia berjualan sendirian menembus gelap. Ya, tukang bakso itu selalu tiba di atas jam sepuluh malam di sekitar tempat tinggalku. Begitu rampung memosisikan si gerobak dorong, dimainkannya mangkuk dan sendok hingga membentuk irama khas yang memanggil-manggil calon pembeli. Seolah tak puas, disusurinya jalanan yang sepi agar bisa “jemput bola”. Pak, bukankah jam segitu seharusnya engkau telah berada di rumah? Mencharge tenaga untuk esok hari berjualan kembali. Nyatanya...
Alang-alang Dudu Aling-aling, Margining Kautaman.
Selarik peribahasa Jawa itu pun tersemat atas kisah para orang tua yang luar biasa. Apa yang mereka alami, terlukis lewat peribahasa indah tersebut.

Tumbuhan Alang-alang
Gambar Pinjam dari Sini
Kata alang-alang merujuk pada dua hal. Pertama, alang-alang atau ilalang, yakni sejenis rumput berdaun tajam yang memiliki nama Latin Imperata cylindrica. Tumbuhan dari genus imperata ini memiliki helai daun panjang menyerupai pita dengan ujung runcing, tutupan daunnya rapat, dan suka hidup di tempat yang cukup subur. Meski dianggap sebagai gulma, alang-alang memiliki banyak manfaat, mulai dari sebagai tanaman pelindung, bahan pembuatan atap rumah, pengganti kapuk bantal tidur, hingga sebagai obat tradisional. Kedua, alang-alang dapat diasosiasikan sebagai hambatan atau halangan (Jawa: alangan) yang menutupi jalan (ngalang-alangi, aling-aling, ngalingi) siapa pun. Langkah kaki pun terhenti (dialingi) dan pandangan ke depan jadi tidak tampak, sebab tumbuhan alang-alang memiliki helai daun panjang dan tutupan daunnya rapat. Adalah dengan menyibaknya bila ingin melangkah leluasa. Menyibak alang-alang sama halnya mampu mengatasi hambatan yang merintangi tujuan atau cita-cita.

Kenapa alang-alang (halangan) jangan sampai dianggap aling-aling (penghalang), tetapi dijadikan sebagai margining kautaman (jalan menuju kebaikan)?

Mampukah Kita Menyibak Alang-alang Perintang Masa Depan?
Gambar Pinjam dari Sini
Hidup manusia memang akeh sandhungane (banyak rintangannya). Namun, bukan berarti sandhungan-sandhungan itu lantas dijadikan alasan untuk bermalasdiri, berhenti berusaha, atau menjadi pribadi yang lembek. Jadikan sandhungan sebagai sarana melahirkan sosok Anda yang tangguh dan bermental baja. Halangan (alang-alang) jangan dianggap sebagai rintangan (aling-aling) yang menghentikan langkah, melainkan jalan yang musti ditempuh untuk menuju kebaikan. Anggaplah sebagai syarat yang harus dipenuhi sebelum memetik anugerah dari Yang Maha Kuasa. Sibak alang-alangmu! Singkirkan, lanjutkan perjalanan, raih asamu!

Kembali lagi kepada si pemasang iklan tak bernama, lelaki berprofesi ganda, maupun bapak tukang bakso keliling di malam hari. Ketiganya merupakan contoh nyata orang tua yang rela, bertanggung jawab, ikhlas, dan mampu menyibak alang-alang-nya. Mendonorkan organ tubuh yang seharusnya dimiliki sepanjang hayat, menyingkirkan letih, dan menekan rasa lelah mendorong gerobak bakso hingga jauh dari rumah demi orang-orang yang mereka kasihi, untuk meraih kautaman masing-masing. Tidak sungkan kepala jadi kaki-kaki dijadikan kepala. Saya yakin, segala jerih payah dan pengorbanan mereka tidak akan berakhir sia-sia.

Wahai para orang tua: bapak, ibu, di manapun kalian berada, semoga dengan segala perjuanganmu, akan lahir buah yang manis, sepadan dengan keringat dan air mata yang mengucur deras dari tubuhmu yang semakin hari semakin menua. Bila kelak anakmu mampu meraih mimpinya dan bisa jadi “orang”, hanya predikat orang tua sejatilah yang ‘kan kau sandang. Tiada emas, permata, intan, berlian, bahkan berlembar-lembar uang yang mampu menukar segala yang t’lah engkau berikan.

Salam hormat bagi semua bapak dan ibu yang telah memperjuangkan hidup keluarga; masa depan dan kesuksesan anak-anaknya hingga titik darah penghabisan. ***

Referensi

Darmasoetjipta, F.S. 1985. Kamus Peribahasa Jawa. Cetakan pertama. Yogyakarta: Kanisius

Prawiroatmodjo, S. 1995. Bausastra Jawa-Indonesia. Jakarta: PT Toko Gunung Agung

Tim Balai Bahasa Yogyakarta. 2011. Kamus Basa Jawa (Bausastra Jawa). Edisi kedua. Yogyakarta: Kanisius

Wikipedia bahasa Indonesia. Alang-alang. http://id.wikipedia.org/wiki/Alang-alang. Download tanggal 25 September 2014~18:15

Screenshot


4 komentar:

  1. Daftar
    Nama: Ratri Puspita
    Judul: Alang Alang Dudu Aling Aling, Margining Kautaman
    Url postingan: Alang Alang Dudu Aling Aling, Margining Kautaman
    Akun Twitter: @ratweezia

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Terima kasih Mas Adi.
      Salam kenal.
      Semangatttt....
      :)

      Hapus
  3. Tulisan ini masuk 10 besar Kontes Sadar Hati.

    Pengumuman pemenang dapat dilihat di URL Link berikut:
    http://tenteraverbisa.wordpress.com/2014/10/20/pemenang-kontes-sadar-hati/

    Regards,
    Ratri Puspita (@ratweezia)
    Pemilik Rumah

    BalasHapus